Jemaat Ahmadiyah Lamunti - Tarawih Berjamaah bersama Mubalighin Kalteng 01
(Kamis, 06/03) Kalimantan Tengah - Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah. Bulan dimana setiap umat muslim diwajibkan berpuasa bagi yang memenuhi syarat, yaitu tidak dalam perjalanan, dalam kondisi sakit atau yang tidak sanggup berpuasa.
Ciri khas di bulan puasa ini adalah salah satunya melaksanakan sholat tarawih berjamaah di masjid. Setiap umat muslim melaksanakan sholat tarawih di masjid terdekat dengan kemeriahannya.
Terutama bagi anggota Jemaat Ahmadiyah di Kalimantan Tengah, mereka serempak melaksanakan ibadah puasa, mengkhatamkan Al-Quran, melaksanakan perlombaa kerohanian dan sholat tarawih berjamaah di masjid.
Kami mubaligih Kalimantan Tengah mengadakan Tarling (Tarawih Keliling) ke berbagai cabang yang tersebar di 4 Kota di Kalimantan Tengah. Tujuan pertama kami adalah Jemaat Lamunti yang berlokasi Kabupaten Kapuas. Mubaligh yang bertugas di Jemaat Lamunti adalah Mln.Ramdhan.
Akses menuju ke lokasi memiliki 2 jalur yaitu jalur darat dan jalur air. Jarak dari Kota Palangka Raya ke Lamunti adalah 210 km untuk jalur darat, sedangkan untuk jalur air (susur sungai) sekitaran 150-170 km.
Akhirnya kami memilih jalur air untuk menghemat waktu dan tenaga. Tidaklah mudah akses yang kami lalui. Jalan yang licin dan menuh dengan tantangan. Kami diharuskan melalui jalan perusahaan sawit milik PT. Graha yang tiap waktu truk-truk pengakut sawit lalui. Medan jalan yang licin membuat perjalanan kami terhambat.
Jalan ini menghubungkan antara Kab.Pulang Pisau dengan Kab.Kapuas. Kedua kabupaten ini terbentang sungai kahayan sebagai area batasnya.
Sekitar 40 menit kami susuri jalan perusahaan, tibalah kami di pelabuhan kecil yang sudah terparkir kapal kecil untuk mengangkut motor dan pejalan kaki. Sampai saat ini pihak nahkoda tidak menyediakan jasa bagi mobil.
Kurang lebih 15 menit kapal tiba di pelabuhan manusup (nama sebuah kampung). Perjalanan masih panjang dan tantangan masih menunggu di depan. Dari pelabuhan ini kurang lebih 2 jam lagi untuk tiba di lokasi, itupun jika tidak turun hujan. Karena jika turun hujan akan membuat licin akses masuk ke jemaat lamunti dan memperlambat laju sepeda motor.
Jemaat Lamunti berdiri di tengah-tengah pemukiman trans dan mereka berada di tengah-tengah perkebunan sawit. Kami pun kembali lagi melintasi tanah persawitan yang licin dan berlupur.
Akhirnya selama 40 menit perjuangan kami untuk memasuki perkampungan trans sudah selasai. Kami sampai di lokasi pada pukul 18.30 WIB.
Inilah pengkhidmatan dan pengalaman yang akan berkesan di kemudian hari. Semoga Jemaat Ahmadiyah selalu berkembang dan maju dimanapun berada. Tidak ada yang bisa menghalangi perkembangan jemaat kapanpun dan dimanapun.
LOVO FOR ALL HATRED FOR NONE
#Galeri
Komentar